Simpulan Paragraf Ketiga Adalah Inti Analisis Teks
- Menentukan Topik Paragraf Ketiga
- Mengidentifikasi Informasi Penting
- Menganalisis Struktur Paragraf
- Menilai Penggunaan Bahasa dan Gaya Penulisan: Simpulan Paragraf Ketiga Adalah
- Menghubungkan Paragraf Ketiga dengan Konteks Keseluruhan
-
- Kontribusi Paragraf Ketiga terhadap Pemahaman Keseluruhan Teks
- Peran Paragraf Ketiga dalam Mendukung Tesis Utama
- Kutipan Penting dari Paragraf Ketiga dan Signifikansinya
- Ringkasan Paragraf Ketiga
- Perbandingan Paragraf Ketiga dengan Kesimpulan
- Kata Kunci dan Frase Kunci dalam Paragraf Ketiga
- Analisis Penggunaan Transisi dalam Paragraf Ketiga
- Penjelasan Contoh atau Ilustrasi dalam Paragraf Ketiga
- Simpulan Akhir
Simpulan paragraf ketiga adalah kunci untuk memahami keseluruhan isi sebuah tulisan. Bayangkan membaca novel tebal, tapi cuma paham inti ceritanya di bab tiga. Nah, paragraf ketiga seringkali menjadi ‘bab tiga’ mini yang menyimpan inti argumen atau penjelasan penting. Pemahamannya bisa jadi penentu apakah kita benar-benar menangkap pesan penulis atau malah meleset jauh!
Menentukan Topik Paragraf Ketiga
Simpulan paragraf ketiga adalah – Ngomongin analisis teks, salah satu skill penting yang harus kamu kuasai adalah kemampuan untuk mengidentifikasi inti paragraf. Nah, kali ini kita bakal bahas gimana caranya menentukan topik utama, inti permasalahan, dan poin-poin penting dalam paragraf ketiga sebuah teks. Gak cuma itu, kita juga bakal latihan ngerangkum isi paragraf tersebut dengan ringkas dan padat, ala IDN Times!
Topik Utama Paragraf Ketiga
Untuk menentukan topik utama, kita perlu baca paragraf ketiganya dulu. Misalnya, paragraf ketiga membahas tentang dampak perubahan iklim terhadap pertanian di Indonesia. Topik utamanya jelas: Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian Indonesia. Gak perlu ribet-ribet, langsung ke intinya aja!
Inti Permasalahan Paragraf Ketiga
Setelah tau topik utamanya, kita cari inti permasalahannya. Misalnya, dalam paragraf tentang dampak perubahan iklim tadi, inti permasalahannya bisa jadi adalah penurunan produktivitas pertanian akibat cuaca ekstrem. Atau mungkin, permasalahan utamanya adalah kurangnya adaptasi petani terhadap perubahan iklim. Pokoknya, fokus pada masalah utama yang dibahas dalam paragraf tersebut.
Gambaran Singkat Isi Paragraf Ketiga
Setelah tau topik dan inti permasalahannya, kita bisa gambarkan isi paragraf ketiga secara singkat. Misalnya, paragraf tersebut menjelaskan bagaimana kekeringan panjang mengurangi hasil panen padi, sementara curah hujan yang tinggi menyebabkan gagal panen untuk tanaman holtikultura. Intinya, kita rangkum poin-poin pentingnya dengan kalimat yang padat dan mudah dipahami.
Ringkasan Poin-Penting Paragraf Ketiga
Buat ringkasan poin-poin penting, kita bisa buat poin-poin berupa daftar. Contohnya:
- Penurunan hasil panen padi akibat kekeringan.
- Gagal panen tanaman holtikultura akibat curah hujan tinggi.
- Kerugian ekonomi bagi petani akibat penurunan produktivitas.
- Perlunya adaptasi teknologi pertanian yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
Pokok Bahasan Utama Paragraf Ketiga
Pokok bahasan utama ini sebenarnya mirip dengan topik utama, cuma mungkin lebih spesifik. Misalnya, kalau topik utamanya “Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian Indonesia”, pokok bahasan utamanya bisa lebih spesifik, misalnya “Pengaruh Kekeringan terhadap Produksi Padi di Jawa Tengah”. Jadi, lebih detail dan fokus pada area atau aspek tertentu dari topik utama.
Mengidentifikasi Informasi Penting
Paragraf ketiga, sebagai bagian penting dari sebuah teks, menyimpan informasi krusial yang perlu kita gali lebih dalam. Memahami inti dari paragraf ini penting untuk menangkap keseluruhan pesan yang disampaikan penulis. Berikut ini beberapa cara untuk mengidentifikasi informasi penting dari paragraf ketiga, lengkap dengan contoh penerapannya.
Poin-Poin Penting dalam Bentuk Bullet Point
Mengubah paragraf menjadi poin-poin ringkas membantu kita fokus pada inti informasi. Ini memudahkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan.
- Poin penting 1 (Contoh: Meningkatnya angka pengguna media sosial)
- Poin penting 2 (Contoh: Dampak negatif penggunaan media sosial yang berlebihan)
- Poin penting 3 (Contoh: Strategi mengatasi dampak negatif media sosial)
Tabel Ringkasan Informasi Penting
Tabel menyajikan informasi secara terstruktur dan mudah dibaca. Dengan empat kolom yang responsif, informasi penting tersaji secara ringkas dan efisien.
Aspek | Detail 1 | Detail 2 | Detail 3 |
---|---|---|---|
Penggunaan Media Sosial | Meningkatnya pengguna | Dampak negatif pada kesehatan mental | Strategi mitigasi risiko |
Tiga Detail Paling Signifikan
Dari sekian banyak informasi, beberapa detail lebih berpengaruh daripada yang lain. Mengidentifikasi detail-detail ini penting untuk memahami inti pesan paragraf.
- Detail signifikan 1 (Contoh: Statistik peningkatan pengguna media sosial sebesar 20% dalam setahun)
- Detail signifikan 2 (Contoh: Kaitan antara penggunaan media sosial berlebihan dan peningkatan kasus depresi)
- Detail signifikan 3 (Contoh: Saran konkret untuk membatasi penggunaan media sosial, seperti mengatur waktu dan istirahat)
Tiga Argumen Utama, Simpulan paragraf ketiga adalah
Paragraf seringkali berisi argumen yang mendukung suatu poin. Mengenali argumen utama membantu kita memahami sudut pandang penulis.
- Argumen utama 1 (Contoh: Media sosial memiliki dampak positif bagi bisnis)
- Argumen utama 2 (Contoh: Media sosial juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan mental)
- Argumen utama 3 (Contoh: Penggunaan media sosial yang bijak penting untuk meminimalisir dampak negatif)
Garis Besar Isi Paragraf Ketiga
Struktur poin utama dan poin penjelas memberikan gambaran menyeluruh isi paragraf. Ini membantu kita memahami alur pemikiran penulis.
- Poin Utama 1: Dampak Media Sosial
- Poin Penjelas 1: Dampak Positif (Contoh: Meningkatkan akses informasi)
- Poin Penjelas 2: Dampak Negatif (Contoh: Penyebaran informasi hoaks)
- Poin Utama 2: Strategi Penggunaan Media Sosial yang Sehat
- Poin Penjelas 1: Membatasi waktu penggunaan
- Poin Penjelas 2: Memilih konten yang bermanfaat
Menganalisis Struktur Paragraf
Paragraf ketiga dalam sebuah tulisan berperan krusial dalam membangun argumen. Ia bertindak sebagai jembatan, menghubungkan ide-ide sebelumnya dengan yang akan datang, sekaligus memperkuat argumen utama. Analisis mendalam terhadap struktur paragraf ini penting untuk memahami alur berpikir penulis dan kekuatan argumen yang disampaikan.
Alur Berpikir Penulis dalam Paragraf Ketiga
Untuk menganalisis alur berpikir penulis, kita perlu teks paragraf ketiganya. Misalkan teks paragraf ketiga adalah: “Meskipun teknologi membawa banyak kemudahan, dampak negatifnya terhadap lingkungan juga tak bisa diabaikan. Polusi udara dan air meningkat drastis akibat produksi dan penggunaan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan teknologi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan melindungi bumi.” Dalam paragraf ini, penulis memulai dengan konsepsi (meskipun ada kemudahan), lalu memberikan dampak negatifnya (polusi), kemudian memberikan solusi (teknologi berkelanjutan), dan diakhiri dengan konteks yang lebih luas (upaya global). Kata transisi seperti “Meskipun,” “Oleh karena itu,” dan “Hal ini sejalan dengan” menunjukkan hubungan sebab-akibat dan penegasan argumen.
Dukungan Paragraf Ketiga terhadap Argumen Utama
Asumsikan argumen utama dari seluruh teks adalah pentingnya pengembangan teknologi berkelanjutan untuk masa depan. Paragraf ketiga mendukung argumen ini dengan memberikan bukti berupa dampak negatif teknologi terhadap lingkungan dan solusi berupa pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. Kalimat kunci seperti “Polusi udara dan air meningkat drastis akibat produksi dan penggunaan teknologi” dan “Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan teknologi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan” berperan sebagai argumen pendukung.
Klaim dalam Paragraf Ketiga | Hubungan dengan Argumen Utama | Bukti Pendukung |
---|---|---|
Teknologi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. | Menunjukkan urgensi pengembangan teknologi berkelanjutan. | Peningkatan polusi udara dan air. |
Penting untuk mengembangkan teknologi berkelanjutan. | Menyajikan solusi untuk masalah yang diangkat. | Upaya global untuk mengurangi emisi karbon. |
Teknologi berkelanjutan sejalan dengan upaya global. | Menunjukkan relevansi dan dukungan internasional. | Upaya global untuk melindungi bumi. |
Hubungan dengan Paragraf Sebelumnya dan Selanjutnya
Hubungan antara paragraf ketiga dengan paragraf sebelumnya dan selanjutnya dapat berupa sebab-akibat, penjabaran, atau kontras. Misalkan paragraf kedua membahas kemudahan yang dibawa oleh teknologi, sementara paragraf keempat membahas solusi konkret pengembangan teknologi berkelanjutan. Maka, paragraf ketiga bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan kemudahan teknologi (paragraf kedua) dengan kebutuhan akan teknologi berkelanjutan (paragraf keempat) karena dampak negatifnya terhadap lingkungan.
“Teknologi telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan manusia, dari komunikasi hingga transportasi.”
“Beberapa contoh teknologi berkelanjutan yang sedang dikembangkan antara lain energi terbarukan dan sistem pertanian yang ramah lingkungan.”
Diagram Alir Informasi dalam Paragraf Ketiga
Diagram alir akan menggambarkan alur berpikir sebagai berikut: [1] Pernyataan awal: Teknologi membawa kemudahan. –> [2] Konsekuensi: Dampak negatif terhadap lingkungan (polusi). –> [3] Solusi: Pengembangan teknologi berkelanjutan. –> [4] Konteks yang lebih luas: Sejalan dengan upaya global.
Ilustrasi Hubungan Gagasan dalam Paragraf Ketiga
Ilustrasi berupa mind map dapat digunakan. Di tengah terdapat inti gagasan: “Teknologi dan Lingkungan”. Cabang pertama: “Kemudahan Teknologi” (dengan sub-cabang yang menjelaskan kemudahan-kemudahan). Cabang kedua: “Dampak Negatif” (dengan sub-cabang: polusi udara, polusi air). Cabang ketiga: “Solusi: Teknologi Berkelanjutan” (dengan sub-cabang: energi terbarukan, pertanian ramah lingkungan). Cabang keempat: “Upaya Global”. Gaya ilustrasi yang digunakan adalah minimalis, dengan warna yang mencolok untuk setiap cabang agar mudah dipahami.
Topic Sentence dan Supporting Sentences
Topic sentence: “Meskipun teknologi membawa banyak kemudahan, dampak negatifnya terhadap lingkungan juga tak bisa diabaikan.” Kalimat ini memperkenalkan topik utama paragraf. Supporting sentences: Kalimat-kalimat selanjutnya menjelaskan dampak negatif teknologi dan solusi yang ditawarkan, mendukung topic sentence. Fungsi kalimat-kalimat pendukung adalah memberikan bukti dan argumen yang memperkuat topic sentence.
Rangkuman Paragraf Ketiga
Paragraf ketiga membahas dampak negatif teknologi terhadap lingkungan, terutama polusi udara dan air. Sebagai solusi, penulis menekankan pentingnya pengembangan teknologi berkelanjutan yang sejalan dengan upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan melindungi bumi. Ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan pertimbangan dampak lingkungan dan solusi yang berkelanjutan.
Menilai Penggunaan Bahasa dan Gaya Penulisan: Simpulan Paragraf Ketiga Adalah
Paragraf ketiga dari sebuah tulisan berperan penting dalam menyampaikan inti argumen atau cerita. Analisis penggunaan bahasa dan gaya penulisan pada paragraf ini krusial untuk menilai keefektifan penyampaian pesan kepada pembaca. Berikut analisis detailnya, dengan fokus pada pilihan kata, gaya penulisan, dan efektivitas keseluruhan paragraf.
Pilihan Kata dan Frasa dalam Paragraf Ketiga
Pilihan kata dan frasa yang tepat akan membentuk citra dan nuansa tertentu dalam tulisan. Mari kita analisis beberapa contoh dari paragraf ketiga (anda perlu menambahkan teks paragraf ketiga di sini untuk analisis yang akurat). Misalnya, kata “menggemparkan” mungkin digunakan untuk menciptakan kesan dramatis, sementara frasa “dengan tenang dan terukur” memberikan kesan sebaliknya. Kata-kata seperti “sangat” atau “amat” dapat memperkuat kesan suatu pernyataan, namun jika berlebihan dapat mengurangi kekuatannya. Analisis ini membutuhkan teks paragraf ketiga untuk memberikan contoh yang spesifik dan relevan.
Analisis Gaya Penulisan Paragraf Ketiga
Gaya penulisan memengaruhi bagaimana pembaca menerima pesan. Berikut analisis gaya penulisan paragraf ketiga dalam bentuk tabel:
Aspek Gaya Penulisan | Deskripsi | Contoh dari Teks |
---|---|---|
Formalitas | (Masukkan deskripsi formalitas, misal: semi-formal, karena menggunakan bahasa yang lugas namun tidak terlalu kaku) | (Masukkan contoh dari teks paragraf ketiga yang menunjukkan formalitas tersebut) |
Nada | (Masukkan deskripsi nada, misal: Objektif, karena fokus pada penyampaian fakta tanpa opini yang berlebihan) | (Masukkan contoh dari teks paragraf ketiga yang menunjukkan nada tersebut) |
Jenis Kalimat | (Masukkan deskripsi jenis kalimat, misal: Campuran kalimat pendek dan panjang, untuk variasi dan ritme baca yang lebih menarik) | (Masukkan contoh dari teks paragraf ketiga yang menunjukkan jenis kalimat tersebut) |
Identifikasi Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
Kalimat efektif menyampaikan informasi dengan jelas dan ringkas. Sebaliknya, kalimat tidak efektif bisa ambigu, terlalu panjang, atau repetitif. Untuk menganalisis ini, kita perlu melihat teks paragraf ketiga. Contoh kalimat tidak efektif misalnya kalimat yang terlalu panjang dan berbelit sehingga sulit dipahami, atau kalimat yang berulang-ulang menggunakan kata atau frasa yang sama.
Perbandingan Gaya Penulisan Antar Paragraf
Membandingkan gaya penulisan antar paragraf membantu melihat konsistensi dan perkembangan alur tulisan. Berikut tabel perbandingan paragraf pertama, ketiga, dan kelima (anda perlu menambahkan teks paragraf pertama dan kelima untuk perbandingan yang akurat):
Aspek Perbandingan | Paragraf Ketiga | Paragraf Pertama | Paragraf Kelima |
---|---|---|---|
Pilihan Kata | (Masukkan deskripsi pilihan kata pada paragraf ketiga) | (Masukkan deskripsi pilihan kata pada paragraf pertama) | (Masukkan deskripsi pilihan kata pada paragraf kelima) |
Nada | (Masukkan deskripsi nada pada paragraf ketiga) | (Masukkan deskripsi nada pada paragraf pertama) | (Masukkan deskripsi nada pada paragraf kelima) |
Struktur Kalimat | (Masukkan deskripsi struktur kalimat pada paragraf ketiga) | (Masukkan deskripsi struktur kalimat pada paragraf pertama) | (Masukkan deskripsi struktur kalimat pada paragraf kelima) |
Penggunaan Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif seperti metafora, simile, dan personifikasi dapat memperkaya tulisan dan membuat pesan lebih berkesan. Analisis ini membutuhkan teks paragraf ketiga. Jika tidak ada bahasa figuratif, kita bisa menganalisis bagaimana paragraf tersebut bisa lebih efektif dengan menambahkannya, misalnya dengan menggunakan metafora untuk menggambarkan ide abstrak dengan cara yang lebih konkret dan mudah dibayangkan.
Penggunaan Majas
Majas seperti hiperbola atau personifikasi dapat meningkatkan daya tarik dan efektivitas paragraf. Analisis ini juga membutuhkan teks paragraf ketiga untuk mengidentifikasi jenis majas yang digunakan dan efeknya terhadap pemahaman pembaca. Misalnya, penggunaan hiperbola dapat menciptakan kesan yang lebih dramatis, sementara personifikasi dapat membuat objek atau ide menjadi lebih hidup dan relatable.
Efektivitas Paragraf Ketiga
Efektivitas paragraf ketiga bergantung pada seberapa baik ia menyampaikan maksud penulis. Analisis ini membutuhkan teks paragraf ketiga untuk menilai apakah paragraf tersebut sudah efektif dan memberikan saran perbaikan jika diperlukan. Perbaikan mungkin termasuk penyederhanaan kalimat yang rumit, penambahan detail untuk memperjelas maksud, atau penghapusan informasi yang tidak relevan.
Menghubungkan Paragraf Ketiga dengan Konteks Keseluruhan
Paragraf ketiga, sebagai jantung dari sebuah argumen, seringkali berperan krusial dalam menghubungkan ide-ide awal dengan kesimpulan akhir. Ia bukan sekadar jembatan, melainkan fondasi yang kokoh untuk membangun pemahaman yang utuh. Mari kita telusuri bagaimana paragraf ketiga dari teks yang dimaksud berkontribusi pada pemahaman keseluruhan, mendukung tesis utama, dan bagaimana ia berinteraksi dengan bagian-bagian lain dari teks tersebut.
Kontribusi Paragraf Ketiga terhadap Pemahaman Keseluruhan Teks
Dengan asumsi teks yang dimaksud membahas dampak media sosial terhadap perilaku remaja, paragraf ketiga mungkin menjabarkan secara spesifik bagaimana paparan konten negatif di media sosial berkontribusi pada peningkatan angka kasus cyberbullying. Misalnya, paragraf ini bisa menghadirkan data statistik yang menunjukkan korelasi antara waktu penggunaan media sosial dan insiden cyberbullying, atau mungkin menyajikan studi kasus yang menggambarkan dampak psikologis cyberbullying pada remaja. Dengan demikian, paragraf ketiga memperkuat argumen utama dengan memberikan bukti empiris yang mendukung klaim tersebut. Ia memberikan konteks yang lebih spesifik dan mendalam, melampaui pernyataan umum tentang dampak negatif media sosial.
Peran Paragraf Ketiga dalam Mendukung Tesis Utama
Mari kita asumsikan tesis utama dari teks tersebut adalah: “Penggunaan media sosial yang berlebihan dan tanpa pengawasan memicu peningkatan kasus cyberbullying di kalangan remaja.” Paragraf ketiga, dalam konteks ini, berfungsi sebagai pilar pendukung tesis tersebut. Ia bisa menampilkan contoh kasus cyberbullying yang disebabkan oleh konten negatif di media sosial, misalnya, komentar jahat yang diposting secara anonim atau penyebaran gambar pribadi tanpa izin. Dengan begitu, paragraf ketiga memberikan bukti konkrit yang memperkuat argumen dan meyakinkan pembaca akan kebenaran tesis utama. Contoh-contoh yang disajikan dalam paragraf ketiga memberikan dimensi nyata pada argumen abstrak tentang dampak negatif media sosial.
Kutipan Penting dari Paragraf Ketiga dan Signifikansinya
Sebagai contoh, kutipan berikut mungkin terdapat dalam paragraf ketiga: “Studi terbaru menunjukkan peningkatan 30% kasus cyberbullying di kalangan remaja yang menghabiskan lebih dari 5 jam sehari di media sosial.” Signifikansi kutipan ini terletak pada penyediaan data kuantitatif yang mendukung argumen utama. Angka statistik yang konkrit ini memberikan bobot kredibilitas pada argumen dan memperkuat dampaknya terhadap pembaca. Angka 30% bukanlah angka sembarangan; ia menunjukkan sebuah tren yang signifikan dan mengkhawatirkan.
Ringkasan Paragraf Ketiga
Paragraf ketiga membahas dampak spesifik dari konten negatif di media sosial terhadap peningkatan kasus cyberbullying di kalangan remaja. Ia menyajikan data statistik yang menunjukkan korelasi antara penggunaan media sosial yang berlebihan dan insiden cyberbullying. Selain itu, paragraf ini juga memberikan contoh kasus cyberbullying untuk memperkuat argumen.
Perbandingan Paragraf Ketiga dengan Kesimpulan
Paragraf Ketiga | Kesimpulan |
---|---|
Menyajikan bukti spesifik (data, contoh kasus) tentang dampak negatif media sosial, khususnya terkait cyberbullying. | Merangkum argumen utama dan menekankan dampak jangka panjang dari penggunaan media sosial yang tidak terkontrol. |
Fokus pada aspek kausalitas: bagaimana media sosial berkontribusi pada cyberbullying. | Fokus pada implikasi dan solusi yang mungkin untuk mengatasi masalah cyberbullying. |
Menyediakan dasar argumen yang kuat untuk kesimpulan. | Memberikan penutup dan ringkasan dari seluruh argumen. |
Kata Kunci dan Frase Kunci dalam Paragraf Ketiga
- Cyberbullying: Tema utama yang dibahas dalam paragraf.
- Media sosial: Faktor utama yang berkontribusi pada cyberbullying.
- Konten negatif: Jenis konten yang memicu cyberbullying.
- Studi terbaru: Sumber data yang mendukung argumen.
- Statistik: Data kuantitatif yang memperkuat argumen.
Analisis Penggunaan Transisi dalam Paragraf Ketiga
Paragraf ketiga mungkin diawali dengan kata transisi seperti “Selanjutnya,” atau “Lebih lanjut,” untuk menghubungkannya dengan paragraf sebelumnya yang mungkin membahas dampak umum media sosial. Kata transisi seperti “Oleh karena itu,” atau “Akibatnya,” mungkin digunakan untuk menghubungkan bukti yang disajikan dengan argumen utama. Kata transisi ini membangun koherensi dan alur argumen yang logis dan mudah dipahami.
Penjelasan Contoh atau Ilustrasi dalam Paragraf Ketiga
Contoh kasus cyberbullying yang disajikan, misalnya, cerita tentang seorang remaja yang menjadi korban perundungan online akibat foto pribadinya disebarluaskan tanpa izin, berfungsi untuk mengilustrasikan dampak nyata dari konten negatif di media sosial. Contoh ini membuat argumen lebih relatable dan mudah dipahami oleh pembaca, menghidupkan data statistik yang kering menjadi pengalaman manusia yang nyata. Dampaknya adalah pembaca dapat lebih merasakan dan memahami urgensi masalah cyberbullying.
Simpulan Akhir
Memahami simpulan paragraf ketiga bukan sekadar latihan membaca; ini tentang mengembangkan kemampuan analisis kritis. Dengan memahami alur pikir penulis di bagian ini, kita bisa menilai kekuatan argumennya, mengevaluasi bukti yang diajukan, dan akhirnya, menentukan seberapa efektif teks tersebut menyampaikan pesan utamanya. Jadi, asah terus kemampuanmu membaca, karena setiap paragraf menyimpan harta karun pemahaman!
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow